Sabtu, 29 Maret 2014

Gedung Warisan Kota Tua yang mulai ambruk

Gambar  ini adalah salah satu gedung peninggalan colonial Belanda yang terletak di Jakarta, yang  dikenal dengan Kota Tua. Kota Tua menjadi objek wisata sejarah yang murah. Disana banyak peninggalan Belanda pada masa menjajah Indonesia. Banyak gedung-gedung yang terdapat didaerah itu. Karena dulunya daerah tersebut digunakan sebagai pusat perdagangan untuk benua Asia. Karena lataknya stategis dekat dengan pelabuhan sunda kelapa. 

Saya gak tau persis udah berapa kali mengujungi tempat bersejarah itu. Tempat itu mempunyai banyak cerita bagi saya. Pasti saya akan menyempatkan diri untuk mengambil beberapa gambar untuk menjadi kenangan saya. Foto yang diatas saya ambil pada tahun 2009. Waktu itu saya kesana karena ada tugas Kewarganegaraan yang harus membuat sebuah makalah yang bertemakan sejarah. Tempat itu saya ambil karena banyak museum yang bersejarah. Seperti museum fatahillah, keramik, mandiri dan wayang. Lagi pula tiket masuknya murah bahkan ada yang gratis dengan menunjukkan kartu pelajar atau mahasiswa.

Waktu itu saya pergi kesana bersama teman seperjuangan yang bernama rara. Rara termasuk mahasiswa berasal dari Medan yang sekolah di Cilegon,jadi ngak tau persis kota jakarta seperti apa. Akhirnya saya ajak untuk mengunjungi Kota tua. Saat  kami berkeliling di kawasan kota tua. Kami berkenalan dengan seorang yang bernama John. John bukan warganegara indonesia, dia tinggal di Indonesia karena ada pekerjaan sehingga dia diharuskan tinggal di Indonesia. Tidak banyak yang kami ketahui tentang John karena dia sangat buru-buru waktu itu. Tetapi kita bisa berhubungan dengan dia mengunakan facebook sampai sekarang. 

Foto yang kedua itu adalah foto yang saya ambil tahun 2013. Karena keterbatasan waktu,  saya jadi jarang mengunjungi tempat itu. Foto yang kedua, saya ambil saat berjumpa kembali dengan John. Kebetulan John sedang ada tugas di Indonesia dan dia menyempatkan diri untuk bertemu kami di tempat itu lagi. Waw, tidak terasa sudah 4 tahun lamanya tidak berjumpa.
 Saat berjumpa dengan John memang tidak lama. Karena John harus pergi lagi untuk sebuah meeting di negara tetangga. Tapi pada waktu itu, saya sangat bersyukur masih diberikan waktu untuk bertemu John lagi. Bahkan teman saya yang dari Cilegon menyempatkan diri untuk hadir. 

Di kawasan Kota Tua ada salah satu gedung yang menarik perhatian saya. Gedung itu bernama gedung Dasaad Musin Concern. Karena kondisi fisik yang mulai lapuk dan ada atap yang ambruk. Dari berbagai sumber yang saya baca gedung itu merupakan Gedung kelompok usaha milik Dasaad Musin. Namun gedung itu sudah tidak cantik lagi. Sebagian atapnya mulai runtuh, dulu gedung itu sempat difungsikan sebagai tempat hiburan billiard, namun karena tidak mendapat izin lagi maka hiburan billiard itu tutup. Kini  gedung itu menyediakan jasa toilet untuk para pengunjung dan juga mereka yang berdagang disana. Untuk sekali menggunakan jasa toilet anda harus membayar Rp. 2000 dan  didalam gedung itu terdapat mushola.
Gambar itu saya ambil setelah sholat dzhur didalam mushola gedung Dasaad Musin Concern. Kondisi tembok yang mulai hancur. Waktu saya didalam gedung tersebut, saya sempet berfikir apakah gedung ini akan roboh dan menimbun tubah saya (Parno bgt ya). Karena memang terlihat bahwa gedung itu sudah lapuk dimakan usia dan tidak ada perawatan secara khusus agar gedung itu bisa menjadi daya tarik wisatawan untuk mengunjunginya. Yang ada hanya seberkas pemikiran yang sulit untuk direalisasikan karena keterbatasan.
 Saya mencari dari sumber di Google tentang kepemilikan gedung itu. Tidak banyak yang saya dapatkan untuk informasi itu. Yang saya dapatakan bahwa gedung itu milik Dasaad Musin  pengusaha asal Sumatera dan ada keturunan Filipinanya. Gedung itu berarsitektur Eropa abad 17 yang menurut catatan dibangun pada 1857. Ada yang berpendapat lain tentang gedung itu yaitu Gedung Dasaad Musin building dibangun tahun 1920-an,  dulu dipakai sebagai kantor oleh  Agus Musin Dasaad, seorang pengusaha asal lampung.  Dia merupakan pemilik Dasaad Musin Concern, sebuah konglomerasi yang memegang lisensi beberapa merek mobil Eropa dan Jepang, serta pabrik tekstil dengan merek Kancil Mas. Pada tahun 1930-an, Dasaad juga terjun ke bisnis perkapalan dan kemudian menjadi importir alat-alat manufaktur. Entahlah, saya tidak tau berita yang benar yang mana tentang keberadaan pemilik gedung itu. Sampai saat ini saya hanya melihat  kabar di dunia maya bahwa informasi pemilik gedung dan pewaris gedung ini masih sebatas berita kabar-kabur.



Yang saya harapkan agar pemerintah kota Jakarta  harus lebih tanggap lagi. Biar bagaimana pun gedung-gedung yang berada di Kota Tua itu merupakan sejarah peninggalan yang wajib dilestarikan. Klo sudah begini siapa yang akan bertanggung jawab? Jangan sampai gedung-gedung itu hanya tinggal sebagai catatan saja. Sebagai generasi muda kita juga wajib ikut melestarikan peningalan sejarah itu. Jangan kita merusak atau mengotori dan mencoret-coret gedung itu.

Terimakasih yang sudah menyempatkan diri untuk membaca postingan saya. Mohon maaf jika masih ada kekurangan. Mohon tinggalkan komentarnya ya


Sumber:
1.http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Tua_Jakarta
2. http://sejarah.kompasiana.com/2011/11/22/gedung-milik-sohib-bung-karno-itu-nyaris-runtuh-415122.html
3.http://jupri.wordpress.com/2013/04/12/kota-tua-warisan-sejarah-yang-terbengkalai/